ASOHI Edukasi Pentingnya Konsumsi Protein Hewani Guna Menekan Stunting

Ternak
Spread the love
PODZOLIK.COM—Stunting menjadi isu yang mendapatkan perhatian khusus, lantaran kasusnya masuh cukup tinggi di Indonesia yaitu sebesar 24,4 %. Padahal standar yang ditetapkan WHO adalah sebesar 20 %,. Pemerintah menargetkan, pada 2024 pravalensi angka stunting nasional dapat ditekan menjadi 14%.

Melihat hal tersebut, Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), bersama Kongres Wanita Indonesia (Kowani), dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Seminar bertema Meningkatkan Awarness Orang Tua untuk Mengonsumsi Daging Ayam dan Telur pada Anak, yang dilaksanakan di Hall Auditorium BKKBN, (8/11/2022).

Ketua Umum ASOHI, Irawati Fari menyampaikan, Asohi ingin turut menekan angka stunting dengan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi protein hewani. Salah satunya dengan melakukan edukasi konsumsi protein hewani, dan membagikan 4.300 kotak berisi ayam dan telur kepada anak-anak di Sekolah Dasar diberbagai daerah.

“Ayam dan telur kami pilih sebagai pangan protein hewani yang bergizi dan terjangkau baik dari sisi harga maupun ketersediaan. Selain itu sebagai mitra pemerintah, Asohi juga senantiasa berkomitmen untuk bekerjasama dengan BKKBN melakukan edukasi dan menggaungkan peningkatan konsumsi protein hewani, terutama ayam dan telur,” jelas Ira dalam acara tersebut yang termasuk rangkaian peringatan dari HUT Asohi ke – 43.

Hal senada disampaikan Giwo Rubianto Wiyogo, Ketua Umum Kowani. Melalui video sambutan dirinya juga menyerukan ajakan kolaborasi untuk dapat menurunkan angka pravalensi stunting, sesuai dengan apa yang ditargetkan oleh Bapak Presiden.

“Saya berharap dengan edukasi yang terus dilakukan, dapat menyadarkan para orang tua untuk bisa menyediakan protein hewani, baik ayam dan telur dalam menu sehari-hari,” imbuhnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, penelitian dan pengembangan (Lalitbang) BKKBN M.Rizal M Damanik, menyampaikan bahwa untuk menciptakan SDM yang cerdas dan berkualitas demi mencapai pembangunan berkelanjutan, maka penurunan angka stunting harus diupayakan.

“Diharapkan dengan kolaborasi lintas sektor dapat memberikan dampak luas bagi masyarakat. Khususnya penurunan stunting yang bertujuan menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, hingga meningkatkan akses air minum dan sanitasi,” tegasnya.

Dalam seminar tersebut turut dihadiri oleh Tenaga Ahli Set Wapres Susianah Affandy, dan Praktisi Kesehatan Anak, Triza Arif Santosa. (dl)

Bagikan