
Cap Panah Merah Sokong Pengembangan Agroindustri Hortikultura Nasional
PODZOLIK.COM-Pembangunan pertanian nasional, termasuk subsektor hortikultura, tidak hanya menjadi tanggungjawab satu pihak, melainkan dibutuhkan sirnegi dan kolaborasi dari semua stakeholder. Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, dan semakin nyatanya acaman krisis pangan dunia.
Sebelumnya, badan pangan dunia (FAO), dalam laporannya memberikan peringatan dini kepada seluruh negara mengenai kemungkinan buruk dampak pandemi terhadap ketahanan pangan. Pemerintah Indonesia, melalui Kementan, merespon dengan menggaungkan program food estate. Fokus utamanya yaitu tersedianya bahan pangan yang memadai bagi kebutuhan nasional.
Olah karena itu, Ewindo berinisitaif menggandeng Kementan, dalam pengembangan food estate. Kedua belah pihak sepakat menanadatanagi nota kesepahaman mengenai Pengembangan Agroindustri Hortikultura yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan (26/8/2021). Kementan diwakili Dirjen Hortikulttura, Prihasto Setyanto, sedangkan EWINDO oleh Managing Director Glenn Pardede.
Selain itu, kesepatakan ini juga merangkul beberapa pemerintah daerah, seperti Pemkab Garut, Temanggung, Wonosobo, serta Pemkab Bantul. Terkecuali itu juga digandeng pihak perbankan yaitu Bank Jabar dan Banten (BJB).
Mentan Syahrul Yasin Limpo yang menyaksikan secara daring penandatangan nota kesepahaman, menyampaikan apresiasi luar biasa terkait kerjasama tersebut. Menurutnya, upaya ini adalah bentuk tanggungjawab akseleratif untuk harmonisasi sinergi lintas sektoral guna mengamankan pangan.
“Wujud nyata dari kesepakatan ini adalah tercapainya kepastian produksi hortikultura yang berkualitas, dan ketika produksi tercapai, petani tidak bingung mencari pasar dikarenakan sudah ada off taker yang siap menerima hasil,” ungkap Mentan.
“Pertanian harus dibangun dengan integritas penuh berbasis kecerdasan artifisial dengan melibatkan ilmuwan dan para pakar. Pertanian tidak bisa lagi di-handle dengan cara-cara seperti kemarin, harus ada tindakan akseleratif,” sambung Mentan tegas.
Sementara itu, Glenn menyatakan bahwa Ewindo telah menyiapkan teknologi, tenaga pendamping bagi petani, dan varietas-varietas unggul berkualitas yang siap dikembangkan dan dibudidayakan dalam program food estate.
“Kami bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Hortikultura siap membina dan mendampingi petani di food estate yang diinisiasi awal sudah disiapkan di Temanggung sebagai pilot project,” ujar Glenn.
“Jadi dalam kerjasama ini, petani akan kita ajak untuk memproduksi benih hortikultura unggul berkualitas yang kemudian hasil benihnya akan diserap kembali oleh Ewindo, sehingga petani akan mendapatkan banyak manfaat dan kemudahan,” tutur Glenn lagi.
Varietas yang telah disiapkan Ewindo diantaranya adalah cabai rawit. Alokasi target produksi benih dari pilot project ini yaitu sebesar 500kg, dengan luas lahan sekitar 2 hektare. Rencananya, luas alahan akan terus dikembangkan hingga mencapai sekitar 15 hektare.
“Petani akan didampingi sejak awal budi daya hingga pascapanen, sehingga produknya dapat diserap oleh Ewindo dengan harga yang terbaik. Kami optimistis melalui strategi ini petani akan semakin meningkat kesejahteraannya,” tutup Glenn. (sr)