
Indonesia Ekspor Suplemen Pakan Ke Denmark
PODZOLIK.COM—Indonesia berhasil mengekspor suplemen pakan ke Eropa, tepatnya ke negeraa Denmark. Adalah PT Nutricell Pacific (Nutricell) yang melakukanya sebanyak 13 MT (metrik ton) atau senilai Rp500 juta. Ekspor perdana ini ditandai dengan seremoni yang digelar di Kompleks Pergudangan, Taman Tekno, Serpong pada Selasa (15/2).
Pengiriman ekspor yang disaksikan langsung oleh Mentan, Syahrul Yasin Limpo (SYL) ini merupakan realisasi pertama dari kesepakatan ekspor senilai EUR 1 juta, atau sekitar Rp 16,3 miliar.
Seremoni yang dikemas dengan tajuk Keeping Movement One Day with Indonesia Coffee Fruit and Floriculture (Odicoff) and Export Leader itu, merupakan tindak lanjut dari komitmen Nutricell untuk mengambil peran dalam misi promosi produk obat dan nutrisi hewan ke luar negeri.
Dalam sambutannya, Mentan SYL sangat mengapresiasi dan mengaku terkesan dengan Nutricell yang telah mampu melakukan ekspor suplemen pakan ke Denmark.
“Karena itu kami ucapkan selamat atas terealisasinya ekspor pada hari ini, berarti semua yang telah diupayakan bersama telah membuahkan hasil yang baik. Dengan berbagai upaya ini, termasuk juga program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks), pertumbuhan nilai ekspor peternakan pada tahun 2024 bisa naik 300 persen menjadi USD 1,9 miliar atau setara Rp 27 triliun ke 100 Negara tujuan,” ungkap Mentan.
Mentan menambahkan, Odicoff merupakan salah satu upaya Kementan untuk meningkatkan ekspor komoditas pertanian melalui kegiatan promosi dan pameran yang diselenggarakan di 10 negara Eropa pada 2021 lalu. Menurutnya, kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh masyarakat dunia yang melirik produk asli Indonesia.
“Indonesia harus bisa tampil di dunia dengan mengandalkan kemampuan-kemampuan dari hasil komoditi pertanian yang banyak dan dibutuhkan oleh dunia, saya kira itu langkah yang kita capai hari ini,” ujarnya.
Sementara itu, CEO Nutricell, Suaedi Sunanto menyampaikan bahwa pihaknya memiliki komitmen untuk menghadirkan produk yang memenuhi standar kualitas global yang meliputi kualitas produk, ketelusuran (tracebility), standar keamanan pangan serta standar keberlangsungan (sustainabilllity).
“Dengan diterimanya produk Nutricell, termasuk di negara Eropa menunjukkan bahwa kualitas dari produk Nutricell setara dengan produk-produk global lainnya. Karena itu, produk yang dijual untuk pasar dalam negeri, maupun pasar ekspor berasal dari gugus kendali mutu yang sama. Walhasil, dapat berdampak positif terhadap people, planet, dan protein,” dia menjelaskan.
Lebih lanjut, Suaedi mengucapkanterimakasih atas arahan dan pendampingan Kementan terhadap jalanya ekspor peternakan di awal tahun 2022. Menurutnya, keberhasilan ekspor ini merupakan terobosan Kementan dalam memberikan fasilitas kepada para pelaku industri untuk memperluas pasar ekspor. Termasuk upaya Kementan pada kegiatan Odicoff.
“Terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Menteri SYL karena kami selaku pengusaha telah diikutsertakan dalam misi promosi produk obat dan nutrisi hewan ke negara Denmark dan Uni Emirat Arab,” katanya.
Mentan menegaskan, ekspor kali ini jangan dilihat dari berapa besarnya. Hal itu bukan yang terpenting. “Melainkan yang saya hargai ialah kemauan, semangat, serta gagasan-gagasan yang lahir untuk menghadirkan bahwa bangsa ini merupakan bangsa yang hebat,” pesannya.
Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, mengatakan bahwa Indonesia berhasil mencatat kerja sama dan kontrak dagang berupa Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intent (LoI) untuk memasarkan komoditas pertanian Indonesia di tahun 2022 senilai Rp94,4 miliar.
“Terima kasih kepada pelaku usaha peserta Odicoff lainnya yang telah ikut berpartisipasi dalam acara Odicoff dan telah turut mendorong pencapaian Gratieks,” ungkap dia.
Pada kesempatan tersebut Nutricell juga mempersembahkan paparan singkat terkait menyikapi dan pengaruh pemanasan global yang menjadi isu dunia terhadap keberlangsungan usaha peternakan oleh Dekan Fakultas Peternakan IPB University, Idat Galih Permana. Selain itu, Nutricell juga memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang berkomitmen terhadap terwujudnya sistem peternakan ramah lingkungan, dalam hal ini penurunan produksi gas rumah kaca. (rs)