Cahaya merupakan unsur yang penting untuk pertumbuhan tanaman untuk melakukan fotosintensis yang diperlukan.
Pencahayaan dalam greenhouse memainkan peranan penting terhadap kebutuhan tanaman terhadap intensitas cahaya untuk berfotosintesis. Dengan bantuan pencahayaan artifisial tersebut ruangan akan mampu meningkatkan preiode siang, sehingga bisa memberikan pertumbuhan tanaman lebih stabil dan cepat, dan menghasilkan panen yang optimal.
Sekarang ini, perkembangan pencahayaan dengan
light emitting diode (LED) cukup pesat untuk menggantikan lampu jenis lainnya pada budidaya tanaman dalam greenhouse. LED digunakan sebagai pengganti sinar matahari bagi tanaman berfotosentesis.
Sesuaikan Kebutuhan Tanaman
Dikutip dari
hortidaily, LED memiliki spectrum yang berbeda untuk menghasilkan cahaya warna. Spektrum warna kasat mata ini, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu serta infra merah yang dibutuhkan tanaman untuk bertumbuh.
Klorofil pada daun akan menyerap semua warna cahaya, untuk cahaya hijau dan merah paling efektif diserap klorofil untuk fotosintesis. Spektrum LED yang mengandung cahaya merah dan biru sangat baik untuk fotosintesis tanaman sayuran seperti tomat, selada, dan beberapa sayuran daun lainnya.
Penyerapan klorofil menghasilkan pertumbuhan yang kuat pada spektrum 390—510 nm dan spektrum 610—700 nm merupakan spektrum utama fotosintesis. Cahaya merah tua pada spektrum 700—730 nm sangat baik untuk berbunga. Sementara itu, gabungan warna dari cahaya LED tersebut menghasilkan warna merah muda yang menyebabkan tanaman menjadi lebih produktif.
Pencahayaan LED juga harus disesuaikan kebutuhan tanaman, sehingga setiap jenis tanaman bisa mendapatkan sinar dengan spektrum yang tepat. Produktifitas pertumbuhan tanaman pun menjadi lebih produktif karena fotosintesis optimal.
Penempatan Lampu
Penempatan dan jarak LED dalam sebuah greenhouse harus disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman budidayanya. Jadi, pertimbang menggunakan LED adalah bagaimana menempatkanya sehingga tanaman mendapatkan cahaya yang optimal.
Karena LED tidak banyak memancarkan panas sehingga tidak bisa membakar daun tanaman, ada yang menempatkan hingga jarak 10 cm dari atas daun tertinggi. Bahkan ada yang lebih tinggi.
Oleh karena itu penggunaan LED tidak disarankan menempatkan secara permanen. Karena akan merepotkan pemilik greenhouse ketika tanaman semakin meninggi. Biasanya pemasangan LED dengan cara di gantung atau di tempatkan di atas tanaman dengan sistem katrol.
Sehingga akan memudahkan dalam mengontrol kebutuhan seberapa dekat atau jauh jarak LED dari tanaman. Tanaman pun bisa mengoptimalisasikan spektrum dari LED untuk berfotosintesis.
Sementara itu, jumlah LED di dalam suatu greenhouse bergantung dari luas dan bentuk greenhouse itu sendiri. Aturan praktisnya adalah memastikan greenhouse tersebut setidaknya mendapatkan 6 jam sinar matahari sehari. Jika jumlah minimum cahaya alami tersebut tidak bisa terpenuhi, saat itulah LED untuk pertumbuhan tanaman di greenhouse menjadi kebutuhan.
Tentunya, dengan adanya tambahan LED membuat fotosintesis yang dilakukan tanaman menjadi lebih panjang. Namun, untuk bisa tumbuh sehat total penyinaran dengan menggunakan LED tidak boleh lebih dari 15 jam per hari.
Secara ekonomi penggunaan LED menguntungkan, sebab petani tidak terpatok pada sumber cahaya alami. Kondisi cuaca atau iklim pun tidak berpengaruh karena tanaman tetap mendapatkan cahaya dari LED.
(tmr-rs-berbagaisumber)