Komitmen Mitigasi Perubahan Iklim di Sektor Pangan Penting Guna Mengurangi Risiko Bencana
PODZOLIK.COM—Sistem pangan Indonesia ditengarai masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari dorongan swasembada yang meningkatkan penggunaan energi dan input kimia, hingga tingginya kehilangan dan pemborosan pangan. Kesemuanya digadang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.
Integrasi antara Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) dan Second Second Nationally Determined Contribution (NDC) dinilai penting, untuk memastikan pemenuhan pangan dan gizi nasional berjalan seiring dengan upaya penurunan emisi.
Hal tersebut terungkap dalam seminar Bincang Pangan Sehat Lestari Seri 6 bertema “Inklusi Sistem Pangan dalam Komitmen Mitigasi Perubahan Iklim”. Kegiatan yang digagas oleh Jejaring Pasca Panen untuk Gizi Indonesia (JP2GI) bersama Kementerian PPN/Bappenas dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) ini, dilaksanakan pada 11 Desember 2025 di Jakarta.
Forum tersebut menjadi ruang diskusi strategis mengenai peran penganekaragaman pangan berbasis sumber daya lokal, arah pembangunan sistem pangan nasional yang lebih sehat, inklusif, dan ramah lingkungan.
Dalam paparannya, perwakilan Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyampaikan bahwa pembaruan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2025–2029 mulai mengintegrasikan isu perubahan iklim dan pemanfaatan sumber daya pangan lokal.
Ifan Martino dari Bappenas menjelaskan bahwa RAN-PG mendorong diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal, pengurangan susut dan sisa pangan, serta penerapan praktik produksi yang lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, Dr. Ir. Haruki Agustina dari KLH menegaskan bahwa sektor pangan memiliki potensi mitigasi yang besar melalui efisiensi energi dan penerapan budidaya berkelanjutan, yang mampu menekan emisi secara signifikan.
Dari sisi perilaku konsumsi, Ibnu Budiman, Ph.D. dari GAIN menekankan pentingnya pola makan sehat dan berkelanjutan. Ia juga mendorong pengurangan food loss and waste sebagai aksi iklim sederhana namun berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan, kegiatan tersebut menegaskan pentingnya penyelarasan kebijakan pangan dan kebijakan iklim. Penguatan sinergi keduanya dianggap krusial untuk mewujudkan sistem pangan yang bergizi, aman, dan tangguh menghadapi tantangan jangka panjang. (sr)
Foto : ist.
