Yuk Kenali Musuh Utama Cabai
PODZOLIK.COM-Setidaknya ada lima hama utama pengangangu tanaman cabai, yaitu ulat grayak, kutu daun, tungau, thrips, lalat buah, dan kutu kebul.
Ulat grayak (Spodoptera litura) adalah ulat yang melahap daun tanaman cabai. Pada serangan tinggi, si ulat memakan habis dan hanya menyisakan tulang daun. Biasanya ia menyerang malam hari.
Selain aplikasi insektisida berjadwal, pengendalian ulat grayak perlu dilakukan secara teknis termasuk pemasangan perangkap. Kebun juga mesti rutin dijaga kebersihannya dengan menyiangi gulma dan perbaikan drainase.
Dari golongan kutu, terdapat nama Myzus persicae. Kutu ini menghisap cairan daun hingga permukaan daun kering. Secara tidak langsung, kutu daun juga mengundang berbagai penyakit. Ia menjadi vektor pembawa virus dan cendawan jelaga.
Langkah pengendaliannya dengan menjaga kebersihan, dan sebaiknya penanaman cabai tidak berdekatan dengan semangka, melon, maupun kacang panjang. Secara kimiawi, dapat menggunakan insektisida berbahan fipronil atau diafenthiuron.
Sementara dari jenis tungau ada tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Serangan hama ini menyebabkan daun keriting menggulung ke bawah seperti sendok terbalik. Daunpun menjadi tebal dan kaku, sehingga pembentukan pucuk terhambat. Pengendalian tungau bukan dengan insektisida, tetapi racun khusus bernama akarisida.
Ada juga hama thrips. Daun yang terserang tampak keperakan dan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Hama ini dapat berperan sebagai vektor virus.
Serangan biasanya mengganas pada saat kemarau. Selain teknis, thrips dapat juga dikendalikan dengan insektisida berbahan fpronil secara berkala.
Hama lainnya adalah kutu kebul alias Bemisia tabaci. Ngerinya, kutu kebul menjadi perantara virus kuning (Gemini virus). Kerusakan tanaman cabai akibat virus yang ditularkan lebih merugikan ketimbang hama kutu kebul sendiri. Virus gemini dapat menyebabkan kegagalan panen 100%.
Penyakit dan Virus
Dari golongan penyakit, ada lima yang biasa menyerang tanaman cabai. Yaitu patek atau antraknosa, bercak daun, busuk, layu, dan virus.
Bercak daun disebabkan cendawan Cercospora capsici. Gejalanya pada daun terdapat bercak bundar abu-abu dengan pinggiran cokelat. Jika serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya gugur.
Penyakit busuk yang biasa menyerang adalah busuk cabang, disebabkan Phytophthora capsici. Penyakit ini dikendalikan dengan mengurangi pupukkan nitrogen dan pengaturan jarak tanam. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida sesuai peruntukannya.
Sementara penyakit layu bisa disebabkan cendawan maupun bakteri. Cendawan penyebab layu adalah Fusarium oxysporum. Sementara bakterinya adalah Pseudomonas solanacearum.
Selain virus kuning, masih ada patek alias antraknosa. Patek sangat susah dikendalikan jika menyerang dapa meniumbulkan puso. Penyakit ini disebabkan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides.
Serangan akan meningkat saat kelembapan dan suhu tinggi. Selain dikendalikan dengan fungisida, penggunaan benih dan bibit yang sehat dapat mengurangi serangan patek. (sr)
Foto : Istimewa.