Pemerintah Gandeng Pelaku Usaha Kendalikan Harga Ayam

Pemerintah Gandeng Pelaku Usaha Kendalikan Harga Ayam
Spread the love

PODZOLIK.COM—Pelaku usaha perunggasan nasional menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan ayam ras pedaging di pasar. Komitmen tersebut disampaikan dalam pertemuan bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang digelar di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, pada Selasa (15/10/2025).

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Kementan, Makmun, menyampaikan bahwa pelaku usaha memiliki peran strategis dalam menjaga iklim pasar yang kondusif, terutama menjelang akhir tahun.

“Kita harus menjaga iklim di pasar agar tetap seimbang. Kami menetapkan harga maksimal karkas di kisaran Rp37.000/kg, dan kami minta seluruh outlet memastikan harga ini berlaku secara merata, terutama di Pulau Jawa. Kita ingin menjaga stabilitas ini bersama-sama,” ujarnya.

Makmun menegaskan bahwa stok ayam nasional saat ini berada dalam kondisi aman. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha menjadi kunci dalam menjaga ketersediaan serta keterjangkauan harga bagi masyarakat.

“Stok aman, dan harga maksimal Rp 37.000 per kg untuk karkas. Ini hasil komitmen bersama agar distribusi tetap lancar dan konsumen mendapatkan harga yang wajar,” tambahnya.

Dukungan terhadap langkah pemerintah juga datang dari perwakilan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, Dimas Insani, yang menyatakan kesiapannya menjaga stabilitas pasar. “Untuk Japfa, harga jual karkas di outlet kami, terutama di Pulau Jawa, berada pada kisaran Rp 35.000 – 37.000 / kg. Kami siap berpartisipasi dalam setiap gerakan atau kebijakan pemerintah yang bertujuan menjaga kestabilan harga. Kami percaya intervensi bersama antara pelaku usaha dan pemerintah akan membawa hasil positif bagi industri dan masyarakat,” ungkap Dimas.

Hal senada disampaikan perwakilan PT Malindo Feedmill, Rewin, yang menegaskan kesiapan perusahaannya mendukung langkah stabilisasi pasar yang ditempuh pemerintah. “Kami siap mendukung langkah pemerintah, selama kebijakan yang diambil tidak mendorong harga live bird (ayam hidup) turun secara drastis. Prinsipnya, kami ingin menjaga keseimbangan antara kepentingan peternak, pelaku usaha, dan konsumen,” jelasnya.

Dari sisi produsen lainnya, perwakilan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, Jusi, menyoroti pentingnya mempertimbangkan kondisi geografis dalam penetapan harga. “Ke depan, mungkin bisa dipertimbangkan penerapan Harga Acuan Penjualan (HAP) secara regional, mengingat adanya perbedaan harga dari tingkat peternak hingga konsumen di berbagai daerah. Namun, tentunya kami mendukung penuh upaya pemerintah menjaga kestabilan pasar, dan jika ada program seperti gerakan pangan murah, kami siap berpartisipasi di seluruh outlet kami,” tuturnya.

Pelaku usaha yang tergabung dalam asosiasi perunggasan menyampaikan bahwa hingga pertengahan Oktober 2025, harga karkas ayam beku di lebih dari 2.000 titik outlet masih stabil di kisaran Rp 35.000 – 37.000 / kg. Kondisi tersebut menunjukkan rantai pasok berjalan baik dan sistem distribusi di tingkat konsumen tetap efisien.

Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha, diharapkan kestabilan harga serta pasokan daging ayam ras dapat terus terjaga hingga akhir tahun. Para pelaku usaha juga menyatakan kesiapan untuk terus berkolaborasi dalam mendukung program penguatan ketahanan pangan nasional. (af)

Foto : Istimewa.

Bagikan