Malindo Sukses Ekspor Ayam Beku Ke Singapura

Malindo Sukses Ekspor Ayam Beku Ke Singapura
ist.
Spread the love

PODZOLIK.COM—PT Malindo Feedmill Tbk (Malindo) berhasil mengekspor frozen whole chicken alias ayam beku, ke Singapura sebanyak 1 kontainer. Bersamaan itu, Malindo juga melakukan ekspor lanjutan produk olahan Malindo Food Delight ke Singapura sebanyak 1 kontainer. Seremoni pengiriman ekspor dilakukan di Rumah Potong Hewan Unggas (RPHU) Malindo di Purwakarta, (8/12/2023).

Rewin Hanrahan, Direktur PT Malindo Feedmill Tbk, mengatakan pihaknya telah memenuhi persyaratan dari Singapore Food Agency (SFA) sehingga mampu mengekspor produk ke Singapura. Persyaratan SFA antara lain produk berasal dari farm tersertifikasi kompartemen bebas dari Avian Influenza, serta tidak terdeteksi mengandung beberapa virus atau bakteri seperti Salmonella.

“RPHU PT Malindo Feedmill Tbk ini memiliki kapasitas potong 3000 ekor/jam dan cold storage 500 ton. Selain itu kami juga memiliki ISO 22000:2018 Food Safety Management System, Nomor Kontrol Veteriner (NKV) Level 1 dan sertifikat Halal,” jelas Rewin.

Rewin mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Kementan dan Dinas Peternakan setempat, yang terus mendukung dan mendorong Malindo untuk bisa ekspor yang berkelanjutan.

“Pada awal tahun 2024, kami menargetkan untuk dapat  mengekspor kembali ayam beku dan produk olahan ke Singapura serta produk olahan ke Jepang.  Selain itu diharapkan juga bisa terealisasi ekspor  produk olahan ke United Arab Emirates,” pungkas Rewin.

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah mengapresiasi keberhasilan Malindo menembus pasar Singapura dengan produk frozen whole chicken atau ayam bekunya.

“Kami mengapresiasi keberhasilan Malindo memasukkan produk ayam bekunya ke Singapura untuk pertama kali. Upaya ini tentu tidak mudah, karena seperti yang kita ketahui, Singapura memiliki persyaratan ekspor yang ketat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Nasrullah mengatakan bahwa dalam upaya memenuhi persyaratan dan pembukaan pasar ekspor, Kementan telah menerapkan berbagai standar dan aturan yang sudah menjadi pegangan dalam menghasilkan produk pangan asal ternak yang berkualitas.

Pada tingkat produsen, di level hulu, Kementan melalui Ditjen PKH melakukan pendampingan ke para pelaku usaha untuk menerapkan Good Breeding Practice (GBP), Good Farming Practice (GFP), dan Good Manufacturing Practices (GMP) sebagai jaminan penyediaan ternak yang berkualitas. Selain melakukan beberapa hal tersebut, penerapan Sistem Kompartemen bebas penyakit Avian Influenza (AI) juga merupakan salah satu kebijakan Kementerian Pertanian untuk mendorong peningkatan kualitas produk peternakan yang akan diekspor.

“Dengan adanya kompartemen bebas AI, maka Indonesia dapat mengekspor unggas dan produk olahannya ke beberapa negara termasuk Singapura,” ucap Nasrullah menegaskan

Pada kesempatan terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Tri Melasari mengatakan bahwa upaya pembukaan pasar produk unggas ke Singapura telah dilakukan sejak 2022, dan hal ini juga merupakan salah satu langkah konkrit dari peran Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan regional khususnya di ASEAN.

“Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, jumlah volume ekspor produk peternakan ke Singapura pada tahun ini sampai dengan bulan Oktober 2023 mencapai 13.870 ton dengan nilai setara 49 juta USD. Keberhasilan ekspor produk peternakan ke Singapura ini adalah bukti bahwa produk peternakan Indonesia memiliki jaminan keamanan pangan yang berkualitas dan layak menembus di pasar internasional,” pungkasnya. (dl)

Bagikan