Botswana Umumkan Daftar Buah Dan Sayuran Terlarang Diimpor

Botswana Umumkan Daftar Buah Dan Sayuran Terlarang Diimpor
istimewa (dok.undp)
Spread the love

PODZOLIK.COM—Botswana belum lama ini mengumumkan daftar jenis sayuran dan buah tambahan yang dilarang untuk diimpor. Padahal sebelumnya, pemerintah Botswana telah melarang impor setidaknya 19 jenis produk hortikultura segar. Negara di Afrika ini mengetatkan impor produk hortikultura guna menaikan produksi lokal dan menghemat devisa.

Seperti dikutip dari hortidaily dan TheVoice, pada Januari 2022, 19 jenis produk segar hortikultura yang sebelumnya diketatkan impornya antara lain kentang, tomat, wortel, bawang bombay, dan semangka. Kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pertanian lokal dan mengurangi pengeluaran impor.

Kementerian Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan, yang memperhatikan efektivitas kebijakan tersebut, telah memperpanjang durasi larangan tersebut menjadi empat tahun, yang sekarang akan berakhir pada akhir 2025.

Menteri Fidelis Molao belum lama ini mengumumkan rencana memasukkan item tambahan ke dalam daftar larangan pada bulan Juli. Meskipun rincian spesifiknya masih dirahasiakan. Spekulasi menunjukkan bahwa, setelah panen awal yang sukses dari Proyek Jeruk Selebi Phikwe, buah jeruk seperti jeruk dan lemon dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan.

Dalam panel di konferensi tahunan Asosiasi Perhotelan dan Pariwisata Botswana (HATAB), Menteri Molao menggarisbawahi manfaat finansial dari larangan tersebut, dengan mengungkapkan adanya pengurangan sebesar 71 persen dalam tagihan impor hortikultura, dari P634 juta pada tahun 2018 menjadi P186 juta pada tahun 2023.

Inisiatif ini juga berdampak signifikan terhadap volume produksi lokal. “Dari 67.612 ton produksi pada tahun 2021, kami sekarang melaporkan 86.260,20 ton pada tahun 2023, yang berarti pertumbuhan sebesar 21,6 persen dalam hal apa yang dapat diproduksi dan dibawa ke pasar oleh Batswana,” ujar Molao.

Terlepas dari pencapaian tersebut, ia mengakui masih adanya tantangan dalam memenuhi permintaan domestik. (rs-berbagaisumber)

 

Bagikan